January 28, 2013

Sesungguhnya



Bagaimana rasanya ketika belasan tahun kau suka tapi kemudian tak bisa, tak sampai?
Bagaimana pula rasanya saat ingin kembali lagi namun kau tak boleh, bahkan hanya untuk sekedar “mengintip” kembali?
Bagaimana rasanya kalau kau mau, tapi maumu tertutup takut?
Juga kemudian saat semua orang satu persatu beranggapan kau menikmati takutmu, kau menikmati ketidak bisaanmu? Apa rasanya?
SAKIT.

picture from here


Sesungguhnya saya rindu high heels
Sesungguhnya saya rindu wedges
Sesungguhnya saya ingin Taekwondo
Sesungguhnya saya ingin berlari
Sesungguhnya SAYA TAK MENIKMATI SAKIT SAYA.

“mas, kalau sakit sobek acl ligament begini serba salah ya?”
“serba salah gimana mba?”
“iya, dari luar saya terlihat sehat dan baik baik saja, padahal dalamnya panas, radang, nyeri, sakit”
“sabar ya mba”

Saya mulai bosan, jujur. Ini bukan galau ya (kalau yang beranggapan saya sedang galau menye menye, lebih baik tutup saja halaman ini), ini curhat. Saya cape karena rasanya semua usaha saya untuk sembuh sia sia. Tak boleh begini, tak boleh begitu, begini salah, begitu salah, serba salah.
Mungkin sebagian orang yang melihat tidak akan sadar kalau kaki kanan sayapun sekarang mulai sering sakit karena menahan beban tubuh yang tidak sanggup dilakukan kaki kiri saya.
Mungkin sebagian besar orang yang melihat saya baik baik saja, atau bisa juga mereka beranggapan saya sedang menikmati semua perhatian karena kaki saya yang sakit.

Atau mungkin mereka mengira saya bahagia tak lagi dapat melatih Taekwondo, satu dari tanggung jawab saya selain sebagai seorang guru di sekolah.

Dan sesungguhnya, sekarang saya sedang berjuang untuk BENAR BENAR SEMBUH….

“mendingan sakit batuk apa flu demam ya mas, jadi dari luar kelihatan, capek oq mas saya dengan pertanyaan ‘kakimu belum sembuh Glo?’ ‘Kapan bisa melatih Taekwondo lagi Glo?’”
“kalau ada yang tanya begitu mba, bilang aja sudah sembuh tapi masih pemulihan”
“saya dipikir seneng kali ya mas ga bisa melatih Taekwondo lagi, beban mas”
“sabar mba, jangan dulu deh kalau buat yang itu”

Sesungguhnya, sekarang saya berharap semua orang itu adalah fisioterapis yang mengerti keadaan saya.
Sesungguhnya, saat ini saya memang sedang butuh di mengerti. Itu  saja……

Image and video hosting by TinyPic

January 25, 2013

Unspoken Love; Tak Pernah Tahu


Dimana Put? Aku lagi di café, yang biasa. Bisa kesini? Kangen. Ajak pacarmu juga gak apa apa.

Lagu “California King Bed” milik Rihanna memenuhi kamar Puti malam minggu itu ketika tiba-tiba lampu telepon genggamnya berkedip, sebuah pesan singkat masuk. Kisah Tak Sempurna, nama kontak itu yang muncul, Radith.
“kenapa tiba-tiba dia sms?” Puti bertanya-tanya dalam hati, enggan membuka pesan singkat tersebut.
Dua jam berlalu, Puti hendak mematikan laptopnya bersiap untuk tidur, tidur awal lagi di malam minggu kesekian dia sendiri ketika tiba-tiba dia teringat belum membaca pesan singkat dari Radith. Membaca kemudian mendesah menyesal mengapa tak membacanya langsung ketika pesan itu masuk, Puti mengetik pesan balasan.
Sori Dith, baru baca, habis pacaran.. hehe.. udah pulang ya? Hmmmmm. Kapan-kapan aja deh ketemunya ya?
Pagi Dith, kamu sampai kapan di sini? Lagi pulkam nengokin keluarga ya? Nanti malam aku ada rencana mau ke café, ketemuan aja yuk… Sekalian kamu traktir aku, kan lima hari yang lalu kamu ulang tahun.. hehehe
Panik tak mendapat balasan keesokan paginya, Puti mengirimkan sebuah pesan singkat lagi. Berkali-kali lampu telepon genggamnya berkedip tanda pesan masuk, tapi bukan pesan dari Radith.
“Put, kamu nggak tahu ya kalau ayahnya Radith meninggal?”
“Hah??? Kapan? Aku ga tahu……”
“Wihhhh, pantes aja kamu ga kelihatan pas pemakamannya ayahnya Radith, Jumat yang lalu beliau dimakamkan. Aku ketemu Radith juga di pemakaman. Kasihan ya dia, kado ulang tahunnya ayahnya malah meninggal. Ehhhhhh….kamu kok malah bengong sih diceritain?”
Mima menggoyang goyangkan tangannya di hadapan Puti.
Maaf Dith, aku gak tahu kalo papamu meninggal. Turut Berduka ya, aku barusan aja tahunya.
“kasihan, ternyata kemarin mungkin dia minta ditemani setelah papanya tiada, dan aku yang dia minta datang, mengabaikannya”.
Tombol “send” ditekan, ketika tak lama kemudian telepon genggamnya berkedip.
Eh gapapa Put. Iya kemarin aku pulang kampung karena papa meninggal. Sekarang sih udah balik lagi ke Kalimantan. Maaf juga ya ga bisa ketemu deh. Hehe..
Seminggu sebelumnya
*1 unread notification
*today is Radith’s birthday
Puti hendak mengucapkan Selamat Ulang Tahun di situs jejaring sosial yang menghubungkannya dengan Radith saat dilihatnya foto Radith dengan seorang wanita yang Puti yakini sebagai pacar Radith. Membatalkan niatnya, Puti memilih pesan singkat melalui telepon genggamnya.
Happy Birthday Dith, wish you all the best.
Ucapan tersederhana yang Puti buat untuk Radith, sesederhana cintanya yang tak terkatakan sedari dulu.
Terimakasih Put.
picture from here
Menerima balasan singkat Radith membuat Puti berpikir memang tak adil rasanya ketika dirinya merasa Radith mengkhianatinya padahal, tahu tentang cinta tak terkatakan itu saja tidak, itu yang dia tahu, yang dia tak pernah tahu adalah bahwa di sana, di tempat yang jauh dengannya, Radith masih bisa lega Puti ingat ulang tahunnya walau hanya dengan ucapan sederhana.


Image and video hosting by TinyPic

January 18, 2013

Jangan Panggil Aku Cina


Jangan panggil aku “Cina” ketika kamu bahkan tak kenal nenek, kakekku.
Jangan panggil aku “Cina” seperti kamu tak punya perasaan.
Jangan pangil aku “Cina” ketika jelas kamu tahu aku punya nama.
Jangan Panggil aku “Cina” saat yang lain tahu diri dan menghargai aku berbeda.
Jangan panggil aku “Cina” ketika kamu bahkan tak yakin ucapanmu itu benar.

Jangan salahkan aku karena aku “Cina” saat kau mengaku kau punya Tuhan pencipta yang juga menciptamu.
Jangan salahkan kalau aku “Cina” saat kau mengaku Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Jangan panggil aku “Cina” karena aku tak pernah menyebut diriku “Cina”, aku menyebutnya “Indonesia”
Jangan panggil aku “Cina” karena memang seharusnya begitu, aku “Indonesia” kamu “Indonesia”, kita sama…

....

picture from here

Saya bukan orang keturunan Cina, tak ada darah itu sama sekali, tapi saya malu ketika oleh sebagian orang orang (yang mengaku terpelajar dan pintar) pertemanan atau hubungan apapun didasarkan atas dasar suku, ras, atau bahkan agama.
Saya Indonesia, dan bukankah perdamaian dengan hidup rukun berdampingan itu indah? Meski kita berbeda..
Image and video hosting by TinyPic

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...