May 29, 2013

The Reflection, Life Lesson


Bahwa setiap orang melakukan pembenaran diri saat berbuat “dosa”, itu benar, termasuk ketika makan kue coklat dengan dalih “nanti keburu kadaluarsa”. *self note*

Ini hari ketiga saya terbangun di usia 25 tahun ini, dan ini juga postingan pertama dengan tag “life lesson”.

Saya adalah type orang yang sering sekali melakukan “pembenaran diri” untuk hal-hal yang sebenarnya dianggap tidak benar oleh kebanyakan orang, misal, saya akan makan saat sedang puasa dengan alasan “ahhh, sekali sekali tidak apa, besok masih bisa puasa koq”, atau tidur di saat kerjaan kantor menumpuk dengan pembenaran diri “duh dikerjain besok juga masih bisa koq, kenapa harus repot sekarang.”

Pembenaran diri saya memang tipis bedanya dengan “menunda pekerjaan”, dan saya menyesal melakukannya. Banyak kesempatan yang seharusnya dapat saya capai, tapi hilang tertiup angin ketika saya mulai menunda dan melakukan pembenaran diri.

Hari ini, tanggal 29 Mei 2013, tadinya saya berniat akan mengirim draft novel untuk lomba yang saya sering lihat di timeline twitter saya, tapi karena terlalu sering menunda dengan berbagai pembenaran diri seperti “aduhh, ngerjain kerjaan kantor dulu aja deh” atau “ahh, saya kan cita-citanya menulis buku motivasi, bukan novel roman, ngapain saya ikutan lombanya” dan “aduh, saya lebih berbakat di bidang lain ketimbang menulis novel roman”; draft saya tetap menjadi draft yang tak jadi apa-apa, yang tetap menjadi bagian file laptop saya, yang tetap membuat saya menatap nanar layar laptop karena menyesal mengabaikannya.
Saya sudah 25 tahun terhitung mulai kemarin Senin, dan saya rasa, saya sudah terlalu tua untuk urusan menunda pekerjaan dan melakukan pembenaran diri.

Tulisan ini dibuat karena saya yang tadi asik makan kue coklat ini, menunda setrika dengan dalih “kuenya keburu kadaluarsa”. Berubah mungkin sulit, tapi jika perubahan membawa kebaikan sepertinya layak dicoba kan? Hanya untuk sifat “membenarkan diri” itu saja sih, kalau soal menulis novel roman, sepertinya saya akan bertahan dengan opini “saya akan menjadi penulis buku motivasi bukan novel roman”.

picture from here



Bukankah ulang tahun berarti waktu yang kita miliki berarti semakin sedikit?
Well, saya berusaha untuk berubah, tidak lagi menyia-nyiakan waktu yang semakin sedikit ini.
anyway, Happy Birthday for me J

Image and video hosting by TinyPic

May 10, 2013

Ready For The Weekend - Take Me Home, a cover by Gloria


picture from here



Hi Readers !

Jadi sudah lama sekali ya terakhir saya unggah video di youtube yang kemudian di share di blog saya tercinta ini. Channel saya di youtube sudah kotor dan suwung, hampir 2 tahun saya tinggalkan.
Dan saya kembali lagi *jeng jeng jeng*

Senang?
Kalau tak senang tak perlu bilang ya….qiqiiqiqiqi

Kali ini saya meng’cover’ satu lagu baru dari band lokal di Semarang. Nama bandnya “Ready For The Weekend”. Aliran musiknya sih Britpop (menurut analisa saya sih), jadi kalau yang suka jenis music Britpop, monggo mampir ke soundcloud mereka disini, untuk download lagunya.

Saya tidak bisa ‘ngegenjreng’ gitar ala Britpop (maafkan saya ya Ready For The Weekend dan fans fansnnya), jadi cover kali ini saya buat ala “mellow-pop” lengkap dengan petikan autodidak saya (maaf lagi kalo jari saya banyak keplesetnya jadi fals).

Baiklah, sekian kata-kata singkat saya, langsung di cuss aja liat videonya.
Enjoy…





link video saya di youtube disini, dilike yaaaa :)


Ready For The Weekend - Take Me Home
Silly things we've done

I never regret it all
When i woke up this morning
I know that i want u

And have you heard my whisper

I sent it to your heart
Why cant u just see it all
Instead of walk away

Hold my hand and please, take me home. khu khu khu
Hey come with me, and stay with me, you can see my world

Hey come with me, and stay with me, and please take me home
Hey come with me, and stay with me, you will understand
Hey come with me, and stay with me, and please take me home

You can see my world, and please take me home...

Image and video hosting by TinyPic

May 08, 2013

Entah


Dear : you,

Langit malam kemarin kelabu, juga malam sebelumnya dan sebelumnya lagi.
Matahari sepi dan kering tanpa awan berarak kecil di sekeliling,
kering, seperti kita.
Memang sih terkadang hujan bertutur tentang cerita kita, tapi bukankah itu juga cerita abu abu? cerita angan-angan yang berjalan tanpa arah seperti perlahan tenggelam.
Embunnya memenuhi permukaan jendela rumah, pun aku yang memenuhi ruang suntukmu, ruang kekesalanmu.
Sepertinya aku belum paham betul arti mencintaimu dengan tulus, atau kamu?
Setahuku mencintaimu itu seperti melihat langit malam di atas loteng, tenang, diam, gelap, dan berganti setiap malam. Menyenangkan rasanya sama seperti melihat bintang dan bulan bersinar terang, atau hilang arah yang rasanya sama seperti langit malam sehabis hujan, bahkan untuk memancarkan sinarnya pun bulan harus sembunyi-sembunyi.
Atau mungkin aku masih terperangkap dalam gua-tak-tahu-apa-apa? mendengar sendiri suaraku tanpa peduli bahwa kaupun ikut berteriak dari seberangnya?

picture from here

Entahlah,
mungkin saja aku jenuh....
mungkin juga ini hanya kekesalanku semata....
Yang pasti aku belum akan menyerah,
kamu?

Image and video hosting by TinyPic

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...