"I can stand with the pain, but I am too weak to see my mom cries"
...
Senin, 27.08.12
06.00 am
"Ma, Putri berangkat dulu ya"
06.15 am
"wah untung ga macet, jam segini uda tinggal satu lampu merah lagi sampe deh"
06.19 am
"aaaaaaaaaarrrrrrkkkkk, kakiku patah ya Gustii"
"Astaga mba e, heh counterpain neng mobilku"
"Kamu punya SIM dek? STNK?"
"Gak punya pak, mba e maaf ya"
"Lain kali hati hati dek, untung kamu gak kenapa kenapa, tapi kalau begini kan menyusahkan orang"
"Pak, bisa antar saya ke sekolah, pakai motor saya pak, saya gak yakin masih bisa mengendarai sendiri motor saya."
07.10 am
"Ma, jangan panik ya, Putri tadi habis kecelakaan, ni sekarang di sekolah, kepala benjol kaki bengkak, susah jalan"
"Lohhh, kok bisaa???? Tunggu, mama jemput kamu di sekolah, kita ke Rumah Sakit"
"Iya ma.."
08.05 am
"Kamu naik boncengan sama mas Adit, mama sama Otte,"
"Iya ma, akkkkkkkkkk, kakiikuuuuu patahhhhh maaaa....sakitttttt"
...
Senin kemarin dalam perjalanan menuju sekolah, dengan tololnya saya menabrak bocah yang baru main-main dengan motornya di jalan. Saya hendak menyalip dari kanan ketika tiba-tiba bocah tersebut belok kanan mendadak di depan saya tanpa lampu atau lambaian tangan mau belok, dan terjadilah kecelakaan itu, saya belum sempat mengerem ketika motor saya menabrak motor si bocah SMP itu. Helm terlempar, kaki kiri saya tertindih motor yang luar biasa berat, dan saya hanya bisa menjerit kesakitan, pasrah serta berpikir sebentar lagi saya pasti mati.
Dua orang bapak supir taksi yang sedang mangkal di situ menjerit histeris, yang satu membopong saya ke rerumputan di pinggir jalan, satunya meminggirkan motor saya dan mengambil obat yang dia punya di taksinya. Saat itu saya masih bisa mengawasi motor saya yang footstep kiri dan spion kiri nya patah.
Tadinya mama sedikit lega melihat kondisi saya yang baik-baik saja (kalau dari luar), tapi saat saya hendak membonceng Adit (anak bu RT yang mama mintai tolong tuk ikut menjemput saya), saya tiba-tiba terjatuh duduk disertai bunyi "kreeeekkkk" yang keras sekali dari lutut kiri saya yang saya yakin "kakiku patahh ni".
Dua jam menunggu hasil rontgen sendirian di ruangan UGD yang khusus korban kecelakaan membuat saya panik dan kalut. Dua telinga saya sudah penuh airmata, menyesal membuat mama susah dan panik, dan membayangkan hal-hal terburuk kalau sampai tulang kaki saya patah atau retak.
Tapi bude Lena yang datang menyusul kami di Rumah Sakit (karena mama butuh teman, Otte pergi kerja, Adit mengurus motor saya) masuk ke ruangan UGD tempat saya menunggu sambil sesenggukan sendirian, membawa kabar yang sedikit melegakan, "hasil rontgenmu bagus koq Put, gak ada yang patah, Puji Tuhan ya".
Sampai saat saya menulis sekarang, bengkak di kaki saya masih membiru, tapi saya tak mau kalah dengan sakitnya ini, besok saya mau masuk kerja, meski teman-teman kerja semua sudah bilang "take a rest aja miss".
Sakit di lutut saya tidak sebanding sakit tangan papa sewaktu mengidap kankernya. Papa sanggup menahan sakitnya dan tetap bekerja, jadi kenapa saya harus kalah?
Tempat tidur ini sudah terlalu membosankan...
.glo.
pict. from http://eqisbye.tumblr.com/post/30082446390
PS :
Saya mendapat award lagi dari seorang blogger pals di link ini
http://rezzaedjaa.blogspot.com/2012/08/oke-award-pertama.html?m=1
Nanti begitu sempat akan saya bahas... trims yaaaaa :)