Laptop sudah hendak kumatikan saat kuterima pesan dari pacarku yang berkata hendak menjemputku. Ketika tiba tiba sesuatu mengingatkanku akan dirimu.
Mungkin kau sudah jenuh dengan tangisanku, aku tahu itu.
Dan helaan nafasku kali ini pun mengingatkanku bahwa sesungguhnya kau tak akan mau melihatku begini sedih.
Aku terhenyak ketika teringat bahwa sungguh masih banyak kata yang tak terungkap, masih banyak harapan yang tetap jadi harapan, pun saat ku membulatkan tekad memilih dia; ketika hatiku mantap berkata "memang dia".
Teringat ketika terakhir kau berkata bahwa kau mencintaiku, di sela helaan nafasmu yang sulit itu. Saat itu pun aku yakin "bukan sekarang" saat itu aku yakin kau akan tetap ada.
terkadang ketikaku merindumu, aku terpaksa harus mencari memori lama kita dalam lemari pakaianmu, di sana kau selipkan banyak foto foto kita.
kau, seseorang yang tak bisa kugambarkan dengan kata kata indahku, bahkan di saat bahagiaku semakin dekat.
kau, orang yang sesungguhnya paling kuingini berada di sini saat aku mulai ragu, benarkah pilihanku? saat aku butuh keyakinan bahwa kau mendukungku.
picture from here |
Dear Daddy,
I may find a Prince someday,
but you will always be my King.
-anonim-
Papa, aku hanya ingin kau ada di pernikahanku kelak; hanya ingin kau datang mendukung setiap pilihan pilihan yang aku ambil; menenangkan ketika aku kalut.. aku takut...