May 06, 2021

Fondasi Kurikulum yang Prinsipiil (1) - AGAMA, Kamisan 6 Mei 2021

Pengetahuan tentang Tuhan adalah pengetahuan yang prinsipiil, dan pelajaran Alkitab apa pun yang tidak menambah pengetahuan tentang Tuhan pada dasarnya tidak berguna untuk keagamaan. - Charlotte Mason, vol. 6, hlm. 272

picture from here


Kemudian muncul pertanyaan apakah kalimat tersebut berarti saat membaca buku seperti Miller atau buku-buku cerita agama non Alkitab akan menjadi sia-sia?

Dari diskusi, saya mencatat bahwa :

1. Sebagai orangtua atau pendamping, kita tidak perlu menyederhanakan kata-kata yang ada di Kitab Suci, tidak perlu disampaikan dengan cara menakut-nakuti. Lalu bagaimana dengan Living Book yang tidak secara gamblang menggambarkan situasi "keagamaan"? Selama bacaan yang dipilih tepat, anak tetap dapat mencerna makna "keIlahian" dalam bacaan tersebut. 

2. Kitab Suci sifatnya kontekstual - hal ini menjadikan pengetahuan tentang Tuhan terlebih dari Kitab Suci adalah pengetahuan yang prinsipiil karena satu bacaan dibaca dalam waktu dan konteks yang berbeda akan tetap dapat terasa pemahamannya sesuai dengan kondisi tersebut. 

3. Belajar agama BUKAN hafalan, melainkan pemahaman dari proses menyerap bacaan. Sehingga penting bagi anak-anak untuk membaca dengan panjang bacaan yang tepat sesuai usia dan kemampuan anak. Saat anak sudah dapat menarasikan dari pemahamannya, kemampuan berikutnya yang ikut terasah adalah kemampuan anak untuk dapat mempraktekan serta merefleksikannya.

4. Ayat hafalan dibaca setiap hari selama beberapa hari agar anak hafal dengan sendirinya. Cara ini hampir sama dengan cara resitasi puisi - melakukan pengulangan secara terus menerus.

Metode pengajaran ini terutama akan berguna untuk mempelajari sejarah Injil, siapa saja yang tekun membaca porsi bacaan Alkitab harian yang ditentukan oleh Gereja tak akan gagal tercerahkan oleh realitas bahwa Taurat dan tulisan para nabi masih sangat relevan menjelaskan pada kita soal kehendak Tuhan, dan kita akan merugi kalau kita meremehkan Taurat dan tulisan para nabi (Perjanjian Lama) itu sebagai panduan hidup yang sudah usang. - Charlotte Mason, vol.6, hlm. 273

Pernah dalam sebuah diskusi Alkitab dengan teman-teman Gereja, saya mencatat kalimat dari pembimbing "kita tidak boleh mengambil satu ayat tanpa mengindahkan ayat-ayat lain dalam perikop tersebut terutama jika ayat tersebut digunakan untuk menghakimi orang lain.". Dari situ, saya belajar bahwa tiap bagian Alkitab atau Kitab Suci saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kita tidak bisa "baca Perjajian Baru saja ah" tanpa membaca "riwayat" cerita pada Perjanjian Lama - tanpa memahami pesan yang disampaikan dalam perikop yang lainnya.

Selamat mendampingi anak mengenal Tuhan,


No comments:

Post a Comment

your comment makes me smile :) can't wait to hear from you... please leave your web link too, so I can visit u back.... thank you.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...