picture from here |
Kalau di post sebelumnya saya bahas tentang tips jadi
‘mahasiswa irit’, kali ini saya mau bahas masa-masa setelah masa BELAJAR itu
sudah selesai.
Ah iya, tanpa bermaksud mempermalukan siapapun, sebelumnya
saya minta maaf kalau tulisan ini ternyata menyinggung pembaca yang ‘kebetulan’
merasa tersindir. Saya tak bermaksud menyindir apalagi menggurui, tapi hanya
‘terinspirasi’ pengalaman seseorang yang kesulitan mencari kerja yang ingin
saya share supaya teman-teman tidak ada lagi yang mengalami kesulitan mencari
kerja.
Oke langsung saja, ini tipsnya :
Sebisa mungkin kalau masih berstatus mahasiswa, carilah pengalaman kerja sebanyak mungkin, misalnya magang di perusahaan, atau yang paling mudah adalah ikut organisasi kampus seperti Senat dan BEM atau organisasi lain, kalau perlu berorganisasilah sampai masa kuliah selesai (mulai dari semester 1-8 saya aktif juga soalnya, sampai mau lulus aja masih didoain sama anak-anak Senat supaya ga lulus, hehe). Selain menambah ‘isi’ CV nanti, pengalaman kerja atau organisasi ini menambah link kamu. Kuncinya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang.
Sebisa mungkin kalau masih berstatus mahasiswa, carilah pengalaman kerja sebanyak mungkin, misalnya magang di perusahaan, atau yang paling mudah adalah ikut organisasi kampus seperti Senat dan BEM atau organisasi lain, kalau perlu berorganisasilah sampai masa kuliah selesai (mulai dari semester 1-8 saya aktif juga soalnya, sampai mau lulus aja masih didoain sama anak-anak Senat supaya ga lulus, hehe). Selain menambah ‘isi’ CV nanti, pengalaman kerja atau organisasi ini menambah link kamu. Kuncinya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang.
Lalu bagaimana kalau terlanjur lulus tanpa
pengalaman kerja?
Tenang, masih banyak jalan ke Roma, begitu
kan peribahasanya. Kalau sudah begini, berarti benar-benar mengandalkan skill
dan hasil belajar selama masa kuliah yang nantinya dituangkan dalam CV dan
lamaran. CV dan surat lamaran harus dibuat ‘semenarik’ mungkin, tapi sesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan, misal, perusahaan design pasti menuntut calon
pegawai yang ‘kaya’ akan ide kreatif, jadi buatlah CV dengan ide menarik
(mungkin bisa dengan gambar-gambar design sendiri) tapi, untuk perusahaan
seperti Bank misalnya, ga mungkin kan CV kamu buat dengan berbagai ornament yang
nantinya malah membuat kamu terlihat ‘sangat childish’..
Untuk membuat CV ini ada tips khusus juga,
berikut tipsnya :
Buat kekurangan menjadi kelebihan,
Saya sangat syok melihat CV seorang teman. Dia mencantumkan Hobbynya dalam CV, bukannya salah, tapi tidak tepat, contoh : kamu hobby melipat origami, tulis saja di bagian keahlian khusus bahwa kamu ahli melipat origami, karena kalau kamu tuliskan di bagian hobby, nantinya malah calon bos kamu itu ragu menerima kamu kerja sebagai pegawainya dengan alas an ‘ahh, nanti dia bisanya hanya melipat origami kalau sedang senggang di kantor, rugi dong bayar dia mahal-mahal’
Lalu contoh lainnya, misalnya saat di tanya ‘di CV kamu hanya menyebutkan keahlianmu saja, lalu apa kekuranganmu?’ apa kira-kira jawaban yang tepat?
Yang pasti saran dari saya adalah, JANGAN MENYEBUTKAN KEKURANGAN SECARA GAMBLANG. Saya kasih contoh ya, waktu itu saya ditanya sepeti itu oleh salah satu sekolah tempat saya melamar kerja, jawaban saya adalah “Saya orangnya Perfeksioneis bu” lalu si pewawancara mengatakan, ‘kenapa bisa begitu?’ yang saya jawab lagi “kalau pekerjaan saya belum selesai, kadang sampai lupa makan, mandi, dan lain-lain bu”. Negatif kan perfeksionis itu, merugikan (tentu saja untuk saya yang harus terkadang lupa makan dan lain-lain), tapi untuk si calon bos, ‘kebiasaan jelek’ saya itu justru menguntungkan perusahaannya, dengan kata lain, berarti saya mau bekerja sungguh-sungguh. Sampai disini mengerti?
Buat kekurangan menjadi kelebihan,
Saya sangat syok melihat CV seorang teman. Dia mencantumkan Hobbynya dalam CV, bukannya salah, tapi tidak tepat, contoh : kamu hobby melipat origami, tulis saja di bagian keahlian khusus bahwa kamu ahli melipat origami, karena kalau kamu tuliskan di bagian hobby, nantinya malah calon bos kamu itu ragu menerima kamu kerja sebagai pegawainya dengan alas an ‘ahh, nanti dia bisanya hanya melipat origami kalau sedang senggang di kantor, rugi dong bayar dia mahal-mahal’
Lalu contoh lainnya, misalnya saat di tanya ‘di CV kamu hanya menyebutkan keahlianmu saja, lalu apa kekuranganmu?’ apa kira-kira jawaban yang tepat?
Yang pasti saran dari saya adalah, JANGAN MENYEBUTKAN KEKURANGAN SECARA GAMBLANG. Saya kasih contoh ya, waktu itu saya ditanya sepeti itu oleh salah satu sekolah tempat saya melamar kerja, jawaban saya adalah “Saya orangnya Perfeksioneis bu” lalu si pewawancara mengatakan, ‘kenapa bisa begitu?’ yang saya jawab lagi “kalau pekerjaan saya belum selesai, kadang sampai lupa makan, mandi, dan lain-lain bu”. Negatif kan perfeksionis itu, merugikan (tentu saja untuk saya yang harus terkadang lupa makan dan lain-lain), tapi untuk si calon bos, ‘kebiasaan jelek’ saya itu justru menguntungkan perusahaannya, dengan kata lain, berarti saya mau bekerja sungguh-sungguh. Sampai disini mengerti?
Well ternyata saya sudah mengoceh banyak, jadi lebih baik
ditutup dulu saja sesi ceramah ini, semoga berguna bagi yang baru saja lulus dan akan mencari kerja.
selamat BERBURU
PS : HAppy Birthday to Avril Lavigne :)
pertamax!
ReplyDeleteHBD jg buat avril.
aloha nona, lama tak menyapamu. i hope everythin is good ;)
aku dulu hampir 8 bln menjadi pencari kerja...sering wawancara dan test tetapi selalu gagalditahap terakhir.....
ReplyDeletetp tipsnya menarik dan bisa dijadikan masukan...
hehehehe. kalo aku nggak perlu cari kerjaan lagi dong abis lulus glo. hehehehehe
ReplyDeleteklo kekurangan disebut2, ga ada yang mau jadiin kita pegawai -,,,,-
ReplyDeleteknp kl aku ngebayangin dunia kerja bawaannya serem ya??
ReplyDelete