"Pendidikan adalah bagian dan satu paket dengan agama ... , di atas segala sesuatu serta meliputi segala sesuatu, berilah dia makan pengetahuan tentang Tuhan." ~ Charlotte Mason, vol 6, hlm 246
Diskusi minggu lalu hanya membahas 2 alinea secara mendalam, namun butuh lebih dari satu jam untuk mengupas dua alinea tersebut. Dalam bukunya, Charlotte Mason menulis bahwa "pendidikan adalah satu paket dengan agama." - kalau dibawa ke sistem pendidikan yang ada saat ini di sekolah-sekolah Indonesia, kalimat pertama tersebut rasanya sudah dijalankan dengan baik di sistem pendidikan Indonesia; coba saja hitung, ada berapa sekolah-sekolah berbasis agama dalam sebuah wilayah misalnya - kalaupun bukan berdiri sebagai sekolah berbasis agama, pastilah ada pelajaran agama pada sekolah tersebut. Tapi rupanya bukan itu yang dimaksud oleh Charlotte Mason. Saya jadi teringat akan tulisan Darmaningtyas pada Pendidikan yang Memiskinkan, bahwa makna pendidikan yang awalnya adalah usaha sadar untuk mencapai taraf hidup lebih baik - kini telah bergeser. Singkatnya dalam buku itu, kalau dulu memilih sekolah atas alasan untuk belajar supaya pintar (tidak dibodohi), sekarang salah satu alasan orang memilih sekolah adalah berdasarkan basis agama sekolah tersebut. Lalu pendidikan yang satu paket dengan agama yang seperti apa yang dimaksud oleh Charlotte Mason?
"... berilah makan pengetahuan tentang Tuhan."; jelas ditulis tentang Tuhan bukan tentang agama, apalagi sampai terkotak-kotakkan karena agama.
"... secara hati-hati mengikuti terang apa pun yang kita peroleh dari para bijak dan dari pengalaman umum; harus pengalaman umum karena pengalaman pribadi cenderung menyesatkan; karena itulah, saat saya melihat bahwa prinsip-prinsip dan metode-metode yang telah lama diujicoba ini ternyata berhasil diterapkan pada satu kelas berisi empat puluh anak sekolah di desa keluarga penambang, saya merasa yakin bahwa kami telah selaras dengan hukum-hukum alam yang kalau ditaati akan menghasilkan jenis pendidikan yang memuaskan." ~ Charlotte Mason, vol 6, hlm 246
Maka, saat melanjutkan ke alinea berikutnya, kalimat terakhir tadi semakin diperjelas dengan bagian terakhir alinea berikutnya. Agama dan hukum alam berjalan selaras sehingga jika ditaati akan menghasilkan pendidikan yang memuaskan yang sudah diujicoba pada empat puluh anak di desa keluarga penambang. Namun ada sebuah pedoman yang mesti diperhatikan agar pendidikan ini berjalan dengan baik dan memuaskan; Charlotte Mason menuliskan "... harus pengalaman umum karena pengalaman pribadi cenderung menyesatkan." - awalnya bagian ini saya "terjemahkan" sebagai pengingat bahwa kita hidup sebagai mahkluk sosial. Mengotak-kotakkan dan mengeksklusifkan diri nantinya hanya akan menyesatkan - sama seperti halnya beribadah, kita masing-masing dapat beribadah mandiri di rumah, namun mengapa tetap butuh ibadah bersama di tempat ibadah seminggu sekali? Saat memutuskan untuk menjadi homeschooler pun saya berpikir bahwa saya tetap butuh teman seperjalanan untuk berdiskusi agar nantinya jangan sampai tersesat dalam pengertian dan pemikiran pribadi. Kemudian dalam diskusi, saya juga mendapatkan bahwa pendidikan semestinya berdasar pada evidence-based bukan testimony-based - sama seperti dalam hal medis, kita pasti juga akan memilih pengobatan pengobatan yang berdasar pada bukti ilmiah dan bukan sekedar "katanya dia ini obatnya mujarab", etc.
Pada akhirnya, kesadaran bahwa kita adalah mahkluk sosial (dan juga spiritual) akan membawa pada kesadaran akan makna "Ketuhanan yang Maha Esa" - Tuhan hanya satu, dan pendidikan yang baik bersifat universal.