October 09, 2020

Penerapan Teori part IV - Teknis (KAMISAN 8 Oktober 2020)

"Para guru memberi semangat dan dukungan dalam proses menyerap materi dan, ketika diperlukan, akan menjelaskan arti, meringkas, atau menyoroti bagian tertentu, tapi kerja sesungguhnya tetap bagian siswa." ~ Charlotte Mason, vol.6, hlm. 241

Pada poin di atas, saya menyoroti kata "ketika diperlukan" yang berarti bahwa guru (atau orangtua yang mendampingi anak belajar di rumah) boleh menjelaskan arti, meringkas, atau menyoroti bagian tertentu pada topik pembelajaran ketika diperlukan. Ketika diperlukan berarti juga tidak setiap saat pendamping boleh menjelaskan arti, meringkas, atau menyoroti bagian tertentu pada topik pembelajaran. Lalu apa indikatornya, kapan boleh dan kapan tidak boleh terlibat langsung dalam proses belajar anak tersebut? Lalu saat bolehpun, pada bagian terakhir poin di atas disebutkan "tapi kerja sesungguhnya tetap bagian siswa", koq bisa? Caranya bagaimana?

Buat saya, indikatornya adalah ketika guru atau orangtua pendamping sudah dalam tahap ceramah (seperti pada bagian buku Charlotte Mason yang saya kutip pada tulisan saya yang ini) maka penjelasan materi tidak lagi diperlukan. Diperlukan adalah saat anak bertanya - pertanyaan tersebut juga tak lantas dijawab langsung begitu saja dengan jawaban layaknya mesin pencari google. Dalam diskusi, saya mencatat beberapa poin, yaitu :

1. Proses fasilitasi dalam proses belajar berbeda-beda - ada waktu tertentu yang mana fasilitator (orangtua ataupun guru) adalah pihak yang sama-sama sedang belajar dengan anak, sehingga proses belajar dilakukan bersama dalam rangka sama-sama mencari tahu, ada pula proses belajar dengan fasilitator yang  sudah lebih dulu tahu materi pembelajaran.

2. Pada jenis fasilitator yang memang sudah lebih tahu lebih dulu tentang materi pembelajaran, ceramah bukanlah pilihan saat menjelaskan materi kepada anak. Fasilitator dapat memantik dengan melempar pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak berpikir dan menemukan jawabannya - ini yang menurut saya disebut "... kerja sesungguhnya tetap bagian siswa.".

3. Memantik bukanlah tentang memberi informasi - fasilitator memandu anak untuk dapat menemukan jawabannya, dan memfasilitasi tidak memiliki rumusan pasti apa saja yang harus dikatakan kepada anak atau pertanyaan apa yang harus ditanyakan - banyak praktek akan mengasah kemampuan terutama (menurut saya) jika anak sudah terbiasa berkomunikasi dua arah (mengobrol nyambung).

4. Lalu mengenai bagian awal kutipan di atas mengenai menyemangati - menyemangati yang seperti apa yang dimaksudkan? Menyemangati bukan perkara memaksa atau tidak memaksa anak belajar. Anak harus dibiasakan untuk belajar melakukan apa yang seharusnya ia lakukan walaupun misalnya semangatnya sedang drop - mengawal anak hingga kewajibannya selesai bukan karena suka maupun tidak suka, namun ingat, jangan sampai anak burn out kelelahan.

picture from here


"... termasuk banyak nama diri (proper names). .... dan pada semua mata pelajaran ini, siswa menulis dengan santai dan banyak-banyak seolah sedang menulis kepada kakaknya yang sedang tidak di rumah tentang anak-anak kucing yang baru dilahirkan!" ~ Charlotte Mason, vol.6, hlm. 242

Saat membaca daftar proper names  yang ada dalam bacaan, saya takjub dan berpikir saat berusia 10 tahun, saya belum bisa menulis nama-nama tokoh yang mengejanya saja sulit - apalagi kalau menulis di lembar ujian, pasti lembar ujian itu kosong kalau ujiannya bukan yang open book. Ternyata untuk membuat anak dapat menulis dengan lengkap (namun tetap santai seolah sedang menulis tentang anak kucing yang baru dilahirkan) seperti itu dibutuhkan latihan yang konsisten - copywork dan dictation.

Terima kasih diskusi kemarin ya teman-teman CMers, saya banyak belajar,



No comments:

Post a Comment

your comment makes me smile :) can't wait to hear from you... please leave your web link too, so I can visit u back.... thank you.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...