got the picture from this link |
"Walau papa sudah gak ada, kita tetap saudara ya Put..."
...
Nyatanya, saat papa ada saja kamu sudah tak anggap kami saudara!! Apalagi sekarang? papa sudah tidak ada..
Ternyata benar kan? Mengabari kami apa susahnya sih? Katanya kami masih saudara? aku masih keponakanmu, dan mama masih iparmu? tapi kenapa begitu?
Jangan salahkan aku kalau akhirnya aku membencimu, juga adikmu itu, yang kupanggil "om". Aku masih ingat ketika kamu datang ke rumah ini, saat papa kemo yang pertama, aku ingat kamu bilang, "wes, gak ana meneh infus infusan" (*gak usah lagi pake pak infus). Dan aku juga masi ingat ketika adik yang kamu banggakan itu bilang, "ahhh, papamu itu sudah miskin tapi sombong". DAMN!! Kami memang miskin, mobil saja kami sudah tak punya, tapi tidak seharusnya seperti itu kan? Mempermalukanku di depan banyak orang di kantor? Kalau yang kau sebut itu kesombongan itu karena kamu iri kan? tidak punya keluarga yang sehangat kami, nyatanya meski miskin harta aku masih bisa bangga, papaku KAYA, kaya hati, kaya anak-anak dan kebanggaan, tidak seperti kamu yang bisanya hanya mencemooh.
Jangan salahkan aku kalau akhirnya aku bilang ke mama, "sudah ma, tak usah lagi anggap dua orang itu saudara!". Karena aku masih ingat ketika adikmu itu bilang, "sms dari Otte itu gak aku baca, aku hapus saja begitu terima" padahal isi sms itu adalah pemberitahuan kondisi kritis papa. Juga saat keluarga mama meneleponmu juga adikmu itu, mengabari papa kritis, yang ada hanya sambungan telepon yang terputus.
Jangan salahkan aku kalau aku keluar dari kantor tempat adikmu kerja itu karena papa sudah tak ada dan kau anggap aku "menjauh dari keluargamu". Tidak!! asal kau tahu, aku keluar juga karena tak tahan dengan "OMONGAN BUSUK" adikmu yang kusebut om itu, dan aku juga tahu, alasan dia memasukanku ke kantor itu. Aku tak sudi dijodohkan, apalagi dinikahkan dengan pria pilihan keluargamu. Aku punya pilihanku sendiri, dan kalau menurutmu pilihanku sekarang TIDAK KAYA juga, aku cuma mau bertanya "ohhh, jadi hanya UANG ukuran kebahagiaan buat kalian?"
Buktinya dengan UANG banyakpun adikmu dan kamu itu, bahkan tidak merestui pilihan kami mengobati papa sampai sembuh, kamu hanya beranggapan kami buang buang uang untuk Kemo dan obat juga infus. Kami kan tidak minta minta ke kamu, kami berusaha sendiri.. Kenapa sih masih saja membahas itu.
Jangan salahkan aku kalau aku menyebutmu PEMBUNUH PAPA, nyatanya memang kamu yang "membunuh papa", pelan tapi pasti. Kamu yang tidak setuju dengan pengobatan papa yang mahal luar biasa, padahal tak sepeserpun kami minta untuk itu. Tahukah kamu papa menangis saat ingin melihat kakak dan adiknya yang lain selain kamu tapi kamu halang halangi dengan ribuan alasan. Sampai detik terakhirnya tiada pun, adikmu yang menyebalkan itu malah "dinas" dan berencana mengajak anak juga istrinya yang adalah adik papa itu.
KALIAN KEJAM!!!
Manusia yang terbuat dari apa sih kalian?
Sekarang kamu masih bisa bilang "Jangan putus hubungan persaudaraan kita ya Put."
Tapi itu semua omong kosong kan? dan kalau malam ini adik kesayangan papa pun harus operasi dan itu kami tidak dengar sendiri dari kalian padahal kalian satu kota dengan kami, apakah itu namanya "memutus hubungan persaudaraan"? Membiarkan kami tidak tahu apa apa tentang kondisi keluarga besar, termasuk saat eyang meninggal baru baru saja.
Bukan aku yang menjauh, apalagi memutus hubungan persaudaraan kita,
itu kan kamu !
Jangan salahkan aku kalau akhirnya aku membencimu, juga adikmu itu, yang kupanggil "om". Aku masih ingat ketika kamu datang ke rumah ini, saat papa kemo yang pertama, aku ingat kamu bilang, "wes, gak ana meneh infus infusan" (*gak usah lagi pake pak infus). Dan aku juga masi ingat ketika adik yang kamu banggakan itu bilang, "ahhh, papamu itu sudah miskin tapi sombong". DAMN!! Kami memang miskin, mobil saja kami sudah tak punya, tapi tidak seharusnya seperti itu kan? Mempermalukanku di depan banyak orang di kantor? Kalau yang kau sebut itu kesombongan itu karena kamu iri kan? tidak punya keluarga yang sehangat kami, nyatanya meski miskin harta aku masih bisa bangga, papaku KAYA, kaya hati, kaya anak-anak dan kebanggaan, tidak seperti kamu yang bisanya hanya mencemooh.
Jangan salahkan aku kalau akhirnya aku bilang ke mama, "sudah ma, tak usah lagi anggap dua orang itu saudara!". Karena aku masih ingat ketika adikmu itu bilang, "sms dari Otte itu gak aku baca, aku hapus saja begitu terima" padahal isi sms itu adalah pemberitahuan kondisi kritis papa. Juga saat keluarga mama meneleponmu juga adikmu itu, mengabari papa kritis, yang ada hanya sambungan telepon yang terputus.
Jangan salahkan aku kalau aku keluar dari kantor tempat adikmu kerja itu karena papa sudah tak ada dan kau anggap aku "menjauh dari keluargamu". Tidak!! asal kau tahu, aku keluar juga karena tak tahan dengan "OMONGAN BUSUK" adikmu yang kusebut om itu, dan aku juga tahu, alasan dia memasukanku ke kantor itu. Aku tak sudi dijodohkan, apalagi dinikahkan dengan pria pilihan keluargamu. Aku punya pilihanku sendiri, dan kalau menurutmu pilihanku sekarang TIDAK KAYA juga, aku cuma mau bertanya "ohhh, jadi hanya UANG ukuran kebahagiaan buat kalian?"
Buktinya dengan UANG banyakpun adikmu dan kamu itu, bahkan tidak merestui pilihan kami mengobati papa sampai sembuh, kamu hanya beranggapan kami buang buang uang untuk Kemo dan obat juga infus. Kami kan tidak minta minta ke kamu, kami berusaha sendiri.. Kenapa sih masih saja membahas itu.
Jangan salahkan aku kalau aku menyebutmu PEMBUNUH PAPA, nyatanya memang kamu yang "membunuh papa", pelan tapi pasti. Kamu yang tidak setuju dengan pengobatan papa yang mahal luar biasa, padahal tak sepeserpun kami minta untuk itu. Tahukah kamu papa menangis saat ingin melihat kakak dan adiknya yang lain selain kamu tapi kamu halang halangi dengan ribuan alasan. Sampai detik terakhirnya tiada pun, adikmu yang menyebalkan itu malah "dinas" dan berencana mengajak anak juga istrinya yang adalah adik papa itu.
KALIAN KEJAM!!!
Manusia yang terbuat dari apa sih kalian?
Sekarang kamu masih bisa bilang "Jangan putus hubungan persaudaraan kita ya Put."
Tapi itu semua omong kosong kan? dan kalau malam ini adik kesayangan papa pun harus operasi dan itu kami tidak dengar sendiri dari kalian padahal kalian satu kota dengan kami, apakah itu namanya "memutus hubungan persaudaraan"? Membiarkan kami tidak tahu apa apa tentang kondisi keluarga besar, termasuk saat eyang meninggal baru baru saja.
Bukan aku yang menjauh, apalagi memutus hubungan persaudaraan kita,
itu kan kamu !