January 14, 2021

Tidak Merendahkan Anak - KAMISAN pertama 2021

Dalam pengajaran sains juga kita perlu menyadari bahwa jalan menuju rahasia-rahasia alam bukanlah melalui kawat berduri teori-teori yang bergulung-gulung rumit sebagaimana biasanya diajarkan, melainkan lewat terjun ke lapangan (field work) atau cara-cara pengamatan langsung lainnya, disertai ilustrasi dan pencerahan dari buku-buku sastrawi. ~ Charlotte Mason - vol 6, hlm. 256

Keracunan sekolah yang sempat dibahas dalam diskusi hari ini, saya definisikan dengan terbiasa membaca buku pelajaran sekolah dan terbatas paham teori saja. Jika mundur kembali ke masa persekolahan dulu, saya tertawa saat mengingat diri saya sendiri membaca buku paket olahraga, menghafal berapa panjang dan lebar lapangan badminton serta teori lainnya yang porsinya jauh lebih banyak daripada prakteknya. Buku yang dibacapun hanya sekedar membeberkan fakta tanpa disertai penulisan sastrawi. Lalu, saya juga jadi teringat beberapa waktu lalu juga sempat berbincang tentang Sejarah Joseon Raja CheolJong dengan teman masa sekolah dulu. Betapa lucunya saat mengingat buku catatan sejarah saya dibuang oleh Guru Sejarah karena ketauan dipakai mencontek :)) ya, akibat terbiasa membaca fakta pendek dan sekedar menghafal lalu lupa, membuat saya sampai hari ini masih berjuang untuk dapat comprehend terutama saat sesi membaca bersama Keona :D saya berjuang.

Bersyukurnya, buku-buku yang disebut living book itu memiliki kata-kata yang tidak disederhanakan agar dapat ditelan oleh anak. Dengan begitu, sayapun belajar, karena banyak kata-kata yang lalu kemudian menjadi pertanyaan bagii Keona "ini artinya apa ma?" atau "itu apa ma maksudnya?". Saya bersyukur karena meski tertatih berlatih kemampuan comprehend tadi, setidaknya melalui diskusi diskusi kami, selain bonding, kami juga belajar banyak hal.

Kita pikir kita akan lebih didengar kalau kita mengulang-ulang dan menekan-nekankan, menjelas-jelaskan dan bercerita panjang lebar. Semua itu kita lakukan bukannya karena kita suka mendengar suara kita sendiri, tapi kita merendahkan pengetahuan, kita merendahkan anak-anak, dankita tidak paham bahwa akal budi dan pengetahuan adalah dua tapi satu yang terikat bagaikan bola mata dan rongganya, tidak bermakna jika berdiri sendiri-sendiri. ~ Charlotte Mason - vol 6, hlm. 258

Lalu, jika kitapun sudah memilih untuk belajar dan melalui proses belajar mengajar menggunakan buku-buku yang hidup yang disertai bahasa sastrawi tadi dengan alasan buku tersebut tidak merendahkan anak, maka kali ini pertanyaannya kembali ke diri sendiri sebagai teman anak belajar. 

"Jika buku ini tidak merendahkan anak dengan menggunakan kata dan kalimat yang seperti bubur sudah dikunyahkan dulu, apakah lantas kita juga sudah tidak merendahkan anak? Mengunyahkan buku yang ia baca agar mudah ia telan?"

 Sepanjang diskusi, saya memikirkan pertanyaan ini (beruntung hari ini peserta diskusi banyak ya, jadi perenungan saya bisa dalam sambil tetap mendengarkan narasi teman-teman, hehehe). Seringkali tanpa saya sadari, sayapun "mengulang ulang" sebuah penjelasan karena merasa Keona belum paham. Wah... rasanya dengan begini, saya tertegur secara tidak langsung untuk tidak mengulanginya.

pict from here

Seberapa kaya diet bagi akalbudi ini telah aku sampaikan dan kita ingat betapa Dr. Arnold mendesak disediakannya “bacaan yang sangat bervariasi” di ketiga bidang pengetahuan: pengetahuan tentang Tuhan, pengetahuan tentang manusia, dan pengetahuan tentang alam semesta. Charlotte Mason - vol 6, hlm. 257

Pada akhirnya (sebenarnya itu bagian tengah bacaan ding, cuma sengaja saya letakkan di akhir supaya jadi kesimpulan akhir), Charlotte Mason menegaskan sekali lagi  bahwa bacaan yang diberikan ke anak harus bervariasi di seputar pengetahuan tentang Tuhan, manusia, dan alam semesta. 


Selamat menjalani tahun 2021 dengan membaca dan mendampingi anak ya (ngomong ke diri sendiri - dan ke yang baca juga boleh, hehehe),



No comments:

Post a Comment

your comment makes me smile :) can't wait to hear from you... please leave your web link too, so I can visit u back.... thank you.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...