Manusia itu ibarat pisau dapur. Satu sisi tajam luarbiasa, sisi lainnya tumpul; terkadang bisa tegas dan terlihat tegar, namun ada kalanya nampak sisi lemah manusia itu. Hanya Tuhan yang tahu kapan saatnya menggunakan sisi yang tajam, kapan saat untuk sisi yang tumpul, sama seperti tangan tangan pengguna pisau dapur. -glo-
"Sekedar info: setelah pk. 12.00 siang ini, pak Teguh PINDAH kamar dan sekarang dirawat di ruang GERIATRI kmr 1D Lt. 2 -bu tiur- "
...
"Kak, bangunn! Tolongin mama dulu, papa kejang-kejang, dari semalem muntah muntah"
Saya terbangun karena panggilan adik saya Otte, malam itu memang bukan giliran saya menemani mama tidur menunggui papa di tempat tidur yang kami siapkan khusus untuk tulang papa yang rawan patah akibat kanker. Adik saya yang tidur menemani mama panik dan menangis membangunkan saya Jumat pagi itu pukul 5. berhari hari saya yang menemani mama tidur dikamar menunggui papa tidak menemui kesulitan berarti, hanya saja memang sulit tidur, karena papa tiap jam mengerang kesakitan.
"Iya.." saya bergegas ke kamar papa mama melihat mama yang kebingungan bertanya "telpon siapa kita Put?" Saya angkat bahu tidak tahu, lalu Otte segera teringat akan istri dokter papa yang masih tetangga kami (dokter papa saat ini sedang ke Luar Negri). "Aku ke rumahnya Bu Lolita aja ma, minta tolong dia, bilang papa kejang dan muntah kayak gini". "Ya, cepet ya Te"
Lima menit kemudian adik saya kembali sendirian. "Bu Lolita mana Te?" mama menanyai Otte. "Kata Bu Lolita papa dibawa ke Rumah Sakit aja ma, bentar lagi Bu Lolita kesini". "Naik apa? Coba kamu ke pak RT deh, minta tolong pinjem mobilnya" tapi Otte malah terpikir ide lain, "telpon Bude Lena aja ma".
Bude Lena (kakak mama) datang tak lama setelah Bu Lolita datang. Sebelumnya, Bu Lolita sudah menawarkan mobilnya, tapi kami tolak, karena kami tahu Bude Lena sudah dalam perjalanan. "Put, kamu gendong papa ke mobil bisa?" mama menanyaiku karena tak ada satpam komplek yang bisa kami mintai tolong pagi pagi itu. "Ya, bisa ma", melihat tubuh papa yang semakin kurus, saya yakin bisa mengangkat tubuh papa.
"Ngapain papa kamu gendong?" papa bingung dan bertanya dengan terbata bata. "Mau ke Rumah Sakit pa," saya menjawab singkat pertanyaan papa. Butuh waktu yang lama meyakinkan papa untuk dibawa ke Rumah Sakit. Papa sempat menolak tidak mau saya gendong karena "nanti yang bayar Rumah Sakit siapa?" itu alasan papa tak mau dibawa ke Rumah Sakit. Saya berkali kali membisikkan ke papa "tenang pa, semua ada jalannya koq, pasti dicukupkan, yang penting papa sehat ya".
...
"Ya ma, sudah Putri kasih tahu teman teman kalau papa pindah kamar. Papa gimana ma masih sariawan dan susah ngomong?? Maaf baru balas ma, Putri tadi masih ngajar."
"Masih, tapi sudah ada obatnya koq, untuk kumur kumur. Kalau mama pikir2 memang seperti ini siklus tahapannya. Sedih Put, perjalanan dari Ruang Bedah Syaraf ke Geriatri papa ngos-ngosan, mama gak kebayang kalau dirawat di kelas 3 (pakai kartu miskin). Semoga ada kemurahan Tuhan lewat orang-orang pilihanNya ya Put"
"AMIN ma :) semangat ma, banyak yang mendoakan papa."
...
Sampai saat ini, saya belum kembali ke Rumah Sakit melihat papa. "Jagain rumah dan adikmu ya Put, besok Senin dia ujian kenaikan kelas lohh", itu alasannya kenapa saya dirumah. Mama mempercayakan Demi dan urusan rumah kepada saya, dan adik saya Otte yang bolak balik rumah-kampus-rumahsakit menemani mama jaga papa.
Kami mengucapsyukur untuk teman dan sahabat terkasih untuk segala kebaikan, serta doa dukungan untuk kesembuhan papa. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan teman semua :)
"Papa, Putri kangen, cepet sembuh, cepet pulang ke rumah lagi"
picture from here |
Semarang, 04 Juni 2011
glo
duh.... :'(
ReplyDeletesmoga papanya cepat membaik dan kembali ke rumah ya glo...
amin...
semangat Glo :)
ReplyDeleteselalu ada jalan dari Tuhan biar papamu sembuh :)
aduuuuhh jadi pengen nangis dech baca ceritamu :'(
maap belum sempat nengokin juga soalnya kata santa jangan banyak" yg nengok biar papamu istirahat..
kamu juga jaga kesehatan..
okay??
GBU muach..muach :-*
:')
ReplyDeleteBe tough gloria n family..
ReplyDeleteGod will do the rest..
Semangat! :')
@enno : makasi mba :) AMIN...doanya sangat berarti :)
ReplyDelete@mona : makasi ya mon...jgn nangis donggg....bikin aq senyum sinih...iyaa..jaga kesehatan koq aq :) thx ya
@pungky : hai pungky :) makasi ya sudah mampir :)
@conia : ni kak Sonia Hosiana bukan? makasi ya kak :)
i'll keep on pray 4 u dad, dear ^_^
ReplyDeletedont be afraid, He'll always ONTIME...
kunjungan pertama nih
ReplyDeletesalam kenal ya
btw, smoga papanya cepat pulih dan sehat kembali
GB
Sy cm bs bantu doa aja. Yg kuat Ka!
ReplyDelete>:)
semoga papanya cepat sembuh yahh..
ReplyDeletetetap semangat dan optimis yahh ..
hahahahahaha jadi inget Glo pas kita pulang dari rumah mba Rima pas midodareninya dia..
ReplyDeletepapamu sempat bilang kapan" Mn'C piknik bareng sama keluargamu sama Sasha juga..
Ayoooo Om cepet pulih ya biar nanti bisa jalan" sama Mn'C :)
Kamu yg tgl 12 tetep jd kord.ibadah Glo??
Tenang banyak yg back up kok :)
get well soon ya papaaaaaa ;D Tuhan memberkati.
ReplyDelete@CK : thx cii
ReplyDelete@depz : thx n salam knal juga
@inez : thank you nez doa nya
@rhyfhad : makasi yaaa...akhirnya gag jd silent reader lagi deh :)
@mona : tetep mon..oya? wah makasi ya buat yg bantu meringankan beban pikiran pelayanan :) doain terus ya mon biar papa bisa jalan jalan sama kita :)
@golda : thank you dekk...
Glo...doa terbaik buat papa&keluargamu. Semoga papamu diberi kekuatan menghadapi kankernya dan segera pulih kembali ke tengah keluarga.
ReplyDeleteSemangat ya Glo... Be strong!!!!
"Tuhan,, beri kesembuhan pada papa Glo... Amin.."
ReplyDeleteTetep tegar dan optimis ya, Glo...
@wuri : makasi ya Wur :) it means a lot for me, i'll stay tall and strong...thanks
ReplyDelete@nana : makasi ya Na doanya :)
hiiks..baca posting Glo mengingatkan saya sama alm. suami tercinta yang juga sakit kanker....
ReplyDeleteSelama ini saya jarang baca blog yang menceritakan soal ini. soal perjuangan keluarga menemani org tercintanya yang sedang sakit.
turut berduka ya Glo... :-(