Yang Kuingat Adalah

Kalau sampai hari ini Tuhan masih memberi kamu kesehatan yang baik, mengucap syukurlah untuk nikmat Tuhan itu.   .glo.

...

picture from here

Aku tak pernah ingat masa kecilku kalau tidak ada yang pernah bilang 

"dulu itu kamu selalu sama papa kamu, kemana mana digendong papa, dirumah main sama papa, kamu juga gak pernah ngompol, apalagi pake pampers, karena papa kamu selalu gendong kamu satu jam sekali ke kamar mandi untuk pipis".

Yang kuingat adalah

Pelukan papa saat demam tubuhku, papa ada disampingku dan bilang "supaya panas tubuh kamu terserap ke papa, jadi kamu cepat sembuh"

Papa selalu ingat warna kuning dan keju kesukaanku

Papa yang mendukung kesukaanku akan bidang bahasa dan musik

Papa yang juga partnerku menonton bola, alarmku jika pertandingan di tengah malam sudah dimulai

Papa sainganku untuk mendapat giliran pertama baca koran harian

Papa yang buat aku suka musik slow rock dan Beatles, tapi papa juga yang akan komentar "lagu koq gak bisa didengerin sih Put?" kalau aku mulai teriak teriak mengikuti irama musik punk dan emo dalam playlistku

Papa yang mengusir mantan pacarku sewaktu aku tersakiti

Papa yang selalu antar jemput sampai aku kuliah saat aku belum bisa mengendarai motor sendiri

Papa yang selalu benci Rocky yang "merepotkan" menurut papa, tapi papa juga yang memarahiku kalau Rocky belum makan

Papa yang selalu sms "kamu masih inget jalan pulang kan? jam segini koq belum pulang?" kalau aku masih di luar rumah di atas pukul 10 malam

Papa yang akan masak nasi goreng andalannya kalau aku bilang "pa, adanya cuma nasi, makan apa nih?"

Papa yang selalu menanyakan "kapan kamu wisuda?" kalau aku sudah mulai malas bimbingan

Papa yang mau mengikuti prosesi wisuda meski tangannya sudah sakit luar biasa

Papa yang girang setengah mati saat aku mulai bekerja kantoran tepat dihari ulang tahunnya, dan

Papa juga yang berjanji akan selalu ada sampai anak anakku lahir

Love you, papa

aku, Otte, dan Papa saat akan ke Lubuk Linggau dari Jambi.
Papaku ganteng kan?

....

Hari ini saya ke Rumah Sakit, saat dalam perjalanan, Otte adik saya terus mencoba menelpon saya dan sms juga "kamu cepetan ke Rumah Sakit, jangan sampe kamu nyesel kak" karena ternyata papa kritis lagi pagi tadi. Nafas sudah sulit, sehingga dokter menyarankan papa pindah ke ICU. tapi sampai sore saya akan pulang, papa masih di kamar rawat biasa, karena ICU di Rumah Sakit itu penuh, kalaupun dipindah ke ICU Rumah Sakit lain, dokter tidak berani ambil resiko karena kondisi papa tidak stabil (tiba tiba kadar gula naik, denyut nadi melemah, tensi yang terus turun sampai akhirnya tidak terdeteksi, demam yang sampai sore tadi tidak juga turun, juga tak berdaya untuk menghisap minuman melalui sedotan)

Dukungan doa dari teman dan sahabat sangat berarti. Saya mengucapkan banyak terimakasih untuk kebaikan dan kemurahan hati teman dan sahabat semua.

Sebentar lagi saya akan menuju ke Rumah Sakit lagi, hanya memastikan papa baik baik saja sekaligus menghantarkan pakaian mama dan Otte yang menginap di Rumah Sakit.

Saya sedih kalau papa harus mengingkari janjinya :

"akan selalu ada sampai saya menikah dan punya anak" 

tapi perkataan mama di rumah sakit mungkin ada benarnya 

"kita tidak boleh membatasi kuasa Tuhan, kita boleh berusaha semaksimal mungkin tuk kesembuhan papa, tapi kalau akhirnya hanya untuk menyakiti papa, bukankah akan lebih baik kalau papa pergi, Put?"

Aku yang Terus Berdoa untuk Papa

glo